Monday, November 26, 2012

Mas Black, Mas Black berjas, Mas Yoyeng

Miyong memang kucing betina yang paling bernas di daerah sini.

Pacarnya aja tiga, itupun yang rutin kelihatan.

Yang pertama adalah kucing hitam full hitam, kita sebut saja Mas Black. Lalu ada kucing hitam dengan perut putih jadi kalo dia lagi duduk tampak seperti sedang memakai setelan tuxedo. Yang ini namanya Mas Black berjas. Dan yang terakhir, yang paling cakep, adalah kucing loreng abu dengan dasar putih, persis seperti motifnya si Miyong sendiri. Namanya Mas Yoyeng alias Mas Yeng. Mas Yeng ini sering bikin kecele orang. Dari jauh ia persis seperti Miyong. Atau Miyong yang seperti dia? Karena biasanya kucing jantan itu langsung bisa dibedakan dengan kucing betina dari ukuran tubuhnya. Lha ini, sama sekali tidak bisa dibedakan, kecuali karena si Miyong pake kalung (mahal lhoo *bangga*). Ini pasti karena Miyong makin bengkak tubuhnya sehingga menyamai kucing jantan. hehehe

Dan Miyong ini tipe cewek yang tidak suka dipilih. Dia yang memilih. Itulah yang membuat saya tidak terlalu khawatir atas status sosial kucing betina saya itu. Ternyata mereka hanya mau dengan jantan yang mereka sukai. Kalau si betina suka, mereka akan main kejar-kejaran. Siapa ngejar siapa, itu gantian. Kalau dalam kasus Miyong, seringnya dia yang ngejar-ngejar (dasar!). Wong pernah juga Miyong pas pulang dolan, sudah ditunggu oleh Mas Black. Ketika Miyong sudah dekat, oleh Mas Black dicolek. Miyong marah. Mas Black langsung digampar sambil digraung (disemprot).

Wah, wah, bahkan kucing pun kalau tak suka tak mau ya?

Tuesday, November 20, 2012

Obesitas Awal

Miyong sekarang semakin gemuk dan montok, persis kayak yang punya hihihi. Sepertinya kegemukan Miyong disebabkan oleh extra fooding yang saya berikan di antara waktu makan, yakni makanan kucing instan alias klethikan kucing. Dari yang paling pertama Wiskas, lalu Friskis, lalu menanjak lagi ke brand-brand yang lebih mahal seperti Proplein, atau kalo saya lagi kalap ya Royal Kenin.

Buat Miyong semua bijirin itu hanya semata klethikan. Miyong sudah punya jadwal makan utama, regular meal plan, tiap jam 9 pagi dan 6 sore. Makanannya sederhana, khas kucing ndeso, nasi diunyek-unyek campur ikan keranjang. Ikan keranjang itu ternyata banyak macamnya, ada tongkol, tuna, salem, bandeng, kembung ... ya, cuma itu. Tapi lumayan buat variasi makannya Miyong.

Biasanya jam setengah 9 pagi itu Miyong udah muter-muter nggelibetin kaki saya, kalau saya lagi di rumah. Tapi yang paling dia nanti-nanti itu sebenarnya Bulek saya yang setiap jam segitu sedang akan pulang dari pasar. Itu karena Miyong merasa lebih sering dikasih makan oleh Bulek ketimbang saya. Jadi pada jam-jam makan ia lebih mengingat sosok tersebut. Miyong biasanya akan menunggu Bulek di pekarangan belakang, di bawah pohon jambu. Nunggu kayak patung kucing, sambil matanya pelirak-pelirik. Kalau di kejauhan Bulek saya sudah kelihatan, atau kedengaran suaranya dia akan lari heboh menjemput dan ngider-ngider di kaki Bulek. Bulek yang baru masuk rumah bakal diikuti kemaanaa saja ia pergi, selama Miyong belum disuguhi.

Habis makan pagi biasanya Miyong naik ke kamar loteng buat tidur siang. Dia paling senang tidur siang di loteng karena di sana ada jendela ventilasi tempat Miyong bisa sandaran sambil mengamati teras. Di teras itu beberapa kali kucing-kucing jantan sliwar-sliwer cari perhatian si kucing betina kaya raya kemayu kenes yang tinggal di rumah mewah ini (ini dari sudut pandang kucing lho).

Nanti siang sedikit, jam-jam 12 an, saat orang rumah lagi makan siang, Miyong akan turun sebentar untuk mimik putih sambil minta cemilan. Cara dia minta cemilan? Duudduuk aja di depan toples cemilan yang saya taruh di lantai. Mana ada orang rumah yang tega nggak ngasih Miyong barang sesendok. Habis dikunyah habis, Miyong akan melanjutkan bobok siangnya sampai sore hari. Kayak anak kecil bangun tidur siang di sore hari, Miyong juga bakal minta cemilan sore sebelum ia pergi main barang 1-2 jam. Nanti maghrib, Miyong sudah tahu kalau ini waktunya makan malam. Dia akan mulai nggelibet-nggelibetin kaki sosok feedernya, kalau gak Bulek ya saya. Habis makan malam dia akan main lagi sebentar, kemungkinan menunaikan hajat besar sebagai seekor kucing, di kebonan ... hihihi. Miyong akan datang jam 8-9 malam, siap untuk tidur malam.

Nah, sekarang hebatnya si Miyong ini adalah, dia akan bangun tepat jam 4! Ya! sudah berapa bulan ini bangunnya selalu tepat jam 4! Pokoknya kalau speaker masjid dekat rumah sudah mulai keresek-keresek, Miyong pasti bangun. Dan ia akan menggaruk-nggaruk muka saya. Kruk-kruk. Mau-nggak-mau saya jadi bangun. Sebetulnya dia bangun sepagi itu bukan karena sholeh, tapi karena perutnya mulai kriyuk lagi. Jadilah, Miyong kembali minta cemilan, cemilan subuh ini mah.

Daan... begitulah siklus hidup Miyong setiap harinya.

Full of meal plan.